A LETTER FOR JESUS
Dulu aku seorang bocah ababil yang ga tau aturan. Belum begitu kenal sama yang namanya Tuhan. Kalo kasarnya yah Kristen KTP. Tapi melalui tulisan ini aku mau share ke kalian semua tentang bagaimana kuasa doa itu bekerja.
Dari kecil mungkin aku kurang mendapatkan kasih sayang dari seorang ayah. Aku juga sering menyaksikan berbagai aksi kekerasan yang dibintangi oleh papahku sendiri didalam rumah sampai pada akhirnya aku bertumbuh menjadi anak yang paranoid dan ga tegaan. Ini salah satu alasan kenapa aku memutuskan untuk sekolah di Jakarta.
Itu semua memuncak pada saat papahku pensiun dari Pertamina. Dan harus pindah ke rumah pribadi. Rumah baru kami sebagian besar dari uang mamah. Sementara gaji papah ga tau entah kemana. Dulu papah suka mabuk-mabukan dan terkadang sampai berjudi. (Oh, God!)
Sementara mamah hanya seorang ibu rumah tangga. Pada suatu hari uang arisan mamah dibawa lari ama orang. Dan mamah tidak tau bagaimana untuk menyekolahkan kami anak-anaknya. Datanglah si iblis untuk menggoda mamah. Mamah dililit hutang. Nah, disinilah awal terjadinya keterpurukkan keluargaku. Akhirnya mamah memakai uang arisan untuk kebutuhan sekolah. Dari kakakku yang pertama hingga ketiga mamah yang ngebiayain mereka kuliah. Waktu itu aku baru berumur sekitar 7 tahun dan belum mengerti apa dan bagaimana fungsi uang sehingga aku tidak begitu menikmati kejayaan orangtuaku pada waktu itu.
Tamu-tamu berdatangan menagih hutang. Bagaimana rasa ketakutanku pada waktu itu. Papah tidak mau mendampingi mamah menghadapi semuanya. Aku hanya bisa mengintip dari pintu kamar sambil menangis. Miris banget rasanya. Aku cuma bisa mengeluh ama Tuhan.
Sampai akhirnya aku menemukan bakatku. Ternyata aku berpotensi juga di musik. Aku membentuk sebuah band waktu kelas 5 SD. Antarixa band. Aku tidak berani memberi tau ke orang rumah. Jadi aku diem-diem pukang sekolah langsung pergi ama temen-temen. Dan yah, saat pulang aku dimarahi seisi rumah. Sampai saat ini kata=kata papah yang paling menusuk adalah "Ah, semua kau ikuti. Macam orang kaya!!!" Papah selalu ngebentak aku dengan kata-kata itu dan memang saja kata-kata itu paling sering ditujukan ke aku karena aku anak mereka yang paling aktif dalam berbagai kegiatan. Tapi untungnya mamah mengizinkan aku ngeband. And, i think she so proud with me. Itu semua karena jerih payah gue latihan selama ini ga sia-sia. Aku sering perform dan ikut festival atau parade band. Sampai suatu saat mamah tau kalau aku punya lagu ciptaan dan sudah rekaman. Dia selalu mendengarkan lagu itu diwaktu senggang.
Puncak kenakalanku yaitu pada saat aku kelas 2 SMP. Ku akui aku memang bandel pada saat itu. Sering bolos mata pelajaran, berkata kasar, melawan mamah papah, dll. Tapi sampai sejauh itu(dan sampai saat ini) aku tidak menyimpang.
Ada sebuah cerita dimana aku terpilih jadi salah satu pemain takraw disekolahku untuk pertandingan. Mamah mengantarku ke lapangan tempat pertandingan. Lalu aku menghampiri pak guru pelatihku dan menanyakan keberadaan teman-temanku yang lain yang ternyata mereka belum datang. Aku shock ketika pak guru itu memegang tanganku ditengah keramaian orang-orang dilapangan yang sedang bersiap-siap. Tapi aku tidak bisa apa-apa. Ternyata mamah melihat kejadian itu dan memanggiku. Aku menghampirinya dan aku dimarahi. "Kok mau dipegang-pegang ama gurumu??!!" Aku bandel tapi aku polos. Jadi aku tidak tahu apa efek dari peristiwa itu. Oke di skip dulu.
Suatu hari aku bertengkar dengan mamah. Hal sepele tapi menjadi besar dan jujur saja aku luka batin banget pada saat itu(tapi udah gak lagi sekarang).
Pertengkaran memuncak pada saat kalimat itu keluar dari mulut mamah.
"Mama udaah tau semuanya! Adek pacaran kan ama guru olahragamu itu?!!"
What??!! Mamah punya pikiran seperti itu?? Kenapa mamah bisa punya pikiran seperti itu??
Aku benar-benar terjebak situasi yang sebenarnya itu memang tidak benar. Toh aku juga pernah melihat guru itu memegang tangan temen-temenku tapi itu untuk mendamaikan mereka saat bertengkar. Dan mungkin saja dia memegang tanganku sebagai wujud ia memberikan suportnya supaya aku bisa tampil maksimal.
Aku tidak bisa berkata-kata lagi. Aku berlari masuk kekamar dan membanting pintu.
Tahun itu benar-benar suram. Pada saat natal aja ga ada satu pun orang rumah(papah, mamah, ka angel) yang ngucapin merry christmas ke aku. Bener-bener drop banget
Pernah suatu hari aku kabur dari rumah. Ga tau mau kemana dan akhirnya (kata orang pinter) aku disembunyiin makhluk halus di lapangan volley. Dan aku ditemukan pukul 3:00am. Katanya kalo sampai matahari terbit aku belum diketemuin juga, aku ga bisa balik lagi. Thanks God, kau telah membawaku pulang :')
Saat itu aku selalu mengeluh. Mengeluh dan mengeluh. Pada saat natal digereja aku di doain pake doa roh. Dan aku merasa dipulihkan. Pas pulang aku langsung minta maaf ama mamah. :)
Aku cuma bisa berdoa supaya segera keluar dari keterpurukan ini.
Pada saat puasa tahun 2010(kelas 3 SMP), ka caca pulang setelah 4 tahun dia merantau dijakarta. Banyak perubahan yang terjadi ama dia dan itu berdampak kekeluagaku. Kita udah kenal ama yang namanya SaTe(Saat Teduh), puasa nazar, persepuluhan,dll.
Aku sadar betapa bodohnya aku dulu. Aku juga punya list of hope and problem.
(bukunya ada dikosan, sekarang gue lagi dibekasi jadi yang ke inget aja yah)
List of Hope:
Dari kecil mungkin aku kurang mendapatkan kasih sayang dari seorang ayah. Aku juga sering menyaksikan berbagai aksi kekerasan yang dibintangi oleh papahku sendiri didalam rumah sampai pada akhirnya aku bertumbuh menjadi anak yang paranoid dan ga tegaan. Ini salah satu alasan kenapa aku memutuskan untuk sekolah di Jakarta.
Itu semua memuncak pada saat papahku pensiun dari Pertamina. Dan harus pindah ke rumah pribadi. Rumah baru kami sebagian besar dari uang mamah. Sementara gaji papah ga tau entah kemana. Dulu papah suka mabuk-mabukan dan terkadang sampai berjudi. (Oh, God!)
Sementara mamah hanya seorang ibu rumah tangga. Pada suatu hari uang arisan mamah dibawa lari ama orang. Dan mamah tidak tau bagaimana untuk menyekolahkan kami anak-anaknya. Datanglah si iblis untuk menggoda mamah. Mamah dililit hutang. Nah, disinilah awal terjadinya keterpurukkan keluargaku. Akhirnya mamah memakai uang arisan untuk kebutuhan sekolah. Dari kakakku yang pertama hingga ketiga mamah yang ngebiayain mereka kuliah. Waktu itu aku baru berumur sekitar 7 tahun dan belum mengerti apa dan bagaimana fungsi uang sehingga aku tidak begitu menikmati kejayaan orangtuaku pada waktu itu.
Tamu-tamu berdatangan menagih hutang. Bagaimana rasa ketakutanku pada waktu itu. Papah tidak mau mendampingi mamah menghadapi semuanya. Aku hanya bisa mengintip dari pintu kamar sambil menangis. Miris banget rasanya. Aku cuma bisa mengeluh ama Tuhan.
Sampai akhirnya aku menemukan bakatku. Ternyata aku berpotensi juga di musik. Aku membentuk sebuah band waktu kelas 5 SD. Antarixa band. Aku tidak berani memberi tau ke orang rumah. Jadi aku diem-diem pukang sekolah langsung pergi ama temen-temen. Dan yah, saat pulang aku dimarahi seisi rumah. Sampai saat ini kata=kata papah yang paling menusuk adalah "Ah, semua kau ikuti. Macam orang kaya!!!" Papah selalu ngebentak aku dengan kata-kata itu dan memang saja kata-kata itu paling sering ditujukan ke aku karena aku anak mereka yang paling aktif dalam berbagai kegiatan. Tapi untungnya mamah mengizinkan aku ngeband. And, i think she so proud with me. Itu semua karena jerih payah gue latihan selama ini ga sia-sia. Aku sering perform dan ikut festival atau parade band. Sampai suatu saat mamah tau kalau aku punya lagu ciptaan dan sudah rekaman. Dia selalu mendengarkan lagu itu diwaktu senggang.
Puncak kenakalanku yaitu pada saat aku kelas 2 SMP. Ku akui aku memang bandel pada saat itu. Sering bolos mata pelajaran, berkata kasar, melawan mamah papah, dll. Tapi sampai sejauh itu(dan sampai saat ini) aku tidak menyimpang.
Ada sebuah cerita dimana aku terpilih jadi salah satu pemain takraw disekolahku untuk pertandingan. Mamah mengantarku ke lapangan tempat pertandingan. Lalu aku menghampiri pak guru pelatihku dan menanyakan keberadaan teman-temanku yang lain yang ternyata mereka belum datang. Aku shock ketika pak guru itu memegang tanganku ditengah keramaian orang-orang dilapangan yang sedang bersiap-siap. Tapi aku tidak bisa apa-apa. Ternyata mamah melihat kejadian itu dan memanggiku. Aku menghampirinya dan aku dimarahi. "Kok mau dipegang-pegang ama gurumu??!!" Aku bandel tapi aku polos. Jadi aku tidak tahu apa efek dari peristiwa itu. Oke di skip dulu.
Suatu hari aku bertengkar dengan mamah. Hal sepele tapi menjadi besar dan jujur saja aku luka batin banget pada saat itu(tapi udah gak lagi sekarang).
Pertengkaran memuncak pada saat kalimat itu keluar dari mulut mamah.
"Mama udaah tau semuanya! Adek pacaran kan ama guru olahragamu itu?!!"
What??!! Mamah punya pikiran seperti itu?? Kenapa mamah bisa punya pikiran seperti itu??
Aku benar-benar terjebak situasi yang sebenarnya itu memang tidak benar. Toh aku juga pernah melihat guru itu memegang tangan temen-temenku tapi itu untuk mendamaikan mereka saat bertengkar. Dan mungkin saja dia memegang tanganku sebagai wujud ia memberikan suportnya supaya aku bisa tampil maksimal.
Aku tidak bisa berkata-kata lagi. Aku berlari masuk kekamar dan membanting pintu.
Tahun itu benar-benar suram. Pada saat natal aja ga ada satu pun orang rumah(papah, mamah, ka angel) yang ngucapin merry christmas ke aku. Bener-bener drop banget
Pernah suatu hari aku kabur dari rumah. Ga tau mau kemana dan akhirnya (kata orang pinter) aku disembunyiin makhluk halus di lapangan volley. Dan aku ditemukan pukul 3:00am. Katanya kalo sampai matahari terbit aku belum diketemuin juga, aku ga bisa balik lagi. Thanks God, kau telah membawaku pulang :')
Saat itu aku selalu mengeluh. Mengeluh dan mengeluh. Pada saat natal digereja aku di doain pake doa roh. Dan aku merasa dipulihkan. Pas pulang aku langsung minta maaf ama mamah. :)
Aku cuma bisa berdoa supaya segera keluar dari keterpurukan ini.
Pada saat puasa tahun 2010(kelas 3 SMP), ka caca pulang setelah 4 tahun dia merantau dijakarta. Banyak perubahan yang terjadi ama dia dan itu berdampak kekeluagaku. Kita udah kenal ama yang namanya SaTe(Saat Teduh), puasa nazar, persepuluhan,dll.
Aku sadar betapa bodohnya aku dulu. Aku juga punya list of hope and problem.
(bukunya ada dikosan, sekarang gue lagi dibekasi jadi yang ke inget aja yah)
List of Hope:
- Lebih deket ama Tuhan
- Papah berubah & bertobat
- Nilai-nilai akademikku meningkat lagi
- Image aku di mata mamah membaik
- Temen-temenku yang sakit(kanker) disembuhin
- SMA di Jakarta supaya bisa ketemu ama ka caca
- Tidak berkata kasar
- Antarixa band sukses
- (ada sekitar 10-12an tapi gue lupa. maaf yaa)
List of Problem:
- Dapet predikat anak durhaka(maybe) di mata mamah
- Nilai akademik yang menurun drastis
- Penyakit temen-temenku
- Aku dimata mama kaya udah ga ada harga diri lago
- (ada sekitar 9-11an tapi gue lupa. maaf yaa)
Dan gue doain itu semua tiap malam setelah SaTe. Sanking seriusnya gue sampe terisak-isak ampe hampir tiap pagi mata gue rada bengkak gitu. Tapi whatever lah ya. Toh itu semua ga sia-sia kan? :)
Mulai masuk 2010. Tahun pemulihan buat gue.
Tahun baru dirayain bareng keluarga besar(yang selama 10 tahun ini ga pernah). Nilai akademik meningkat. Gue berhasil lulus UAN tanpa cacat sedikitpun karena contekan. Sempet iblis ngegodain waktu UAN berlangsung. Temen gue nanyain yah gue kasih jawabannya. Terus beberapa saat kemudian dia bilang: "Ter, jawaban lo salah. Bukan B. Yang bener tuh D"
Gue check lagi dan ternyata gue emang salah tapi kalo gue ikutin jawaban dia sama aja artinya gue nyontek. Sementara gue udah janji ga mau ngotori hasil UAN dengan contekan. Akhirnya gue tetep jawab B.
Pas nilai NIM keluar para wali murid(khususnya yang ibu-ibu) ngebanding-bandingin nilai anaknya. Emang rata-rata mereka 9 (36 koma sekian) sedangkan gue cuma 8(32,45) tapi hey! Nilai mereka tidak murni. Pengen rasanya bilang kaya gitu. Tapi gue ga mau dikirain songong. Haha
"Mah, mamah ga kecewa kan ama hasik adek? walaupun cuma dapet 8 tapi ini murni mah."
Mamah membelai rambut gue (so sweet :D)
Dan satu per satu List of Hope gue terjawab semua dan List of Problem gue dipulihkan dalam 2 tahun ini(mulai dari kelas 2 SMP-1 SMA).
Papah udah makin deket ama Tuhan, rajin ke gereja, ga mabuk-mabukan, ga suka ngebentak.
Mamah udah lupain kejadian itu..
Temen-temenku ga papa. Toh sampe sekarang mereka masih hidup kan? :)
Nilaiku memuaskan.
Antarixa makin dan makin terkenal disana :D
Dari kejadian ini gue belajar untuk tetap setia ama Tuhan. Disaat ada cobaan jangan malah berlarut-larut. Justru kita harus bangkit dari keterpurukan itu. Selalu mengucap syukur dalam setiap waktu. Positif thinking. Semua akan indah pada waktunya. :)
Dan satu hal lagi.
Gue bersyukur dibesarkan pada saat keterpurukan dan bukan pada saat kejayaan orang tua gue.
Karena dari sini gue belajar menghargai uang, setia ama Tuhan, ga ngeluh dan banyak hal lainnya.
Coba aja gue dibesarin waktu orangtua gue lagi jaya-jayanya? Pasti lah gue jadi manja salah pergaulan atau malah jadi batu sandungan buat yang lainnya.
Berkat tercurah buat keluarga gue di tahun 2010.
Thanks 2010. Thanks Jesus Christ :')
Love My Family :* :)
Mulai masuk 2010. Tahun pemulihan buat gue.
Tahun baru dirayain bareng keluarga besar(yang selama 10 tahun ini ga pernah). Nilai akademik meningkat. Gue berhasil lulus UAN tanpa cacat sedikitpun karena contekan. Sempet iblis ngegodain waktu UAN berlangsung. Temen gue nanyain yah gue kasih jawabannya. Terus beberapa saat kemudian dia bilang: "Ter, jawaban lo salah. Bukan B. Yang bener tuh D"
Gue check lagi dan ternyata gue emang salah tapi kalo gue ikutin jawaban dia sama aja artinya gue nyontek. Sementara gue udah janji ga mau ngotori hasil UAN dengan contekan. Akhirnya gue tetep jawab B.
Pas nilai NIM keluar para wali murid(khususnya yang ibu-ibu) ngebanding-bandingin nilai anaknya. Emang rata-rata mereka 9 (36 koma sekian) sedangkan gue cuma 8(32,45) tapi hey! Nilai mereka tidak murni. Pengen rasanya bilang kaya gitu. Tapi gue ga mau dikirain songong. Haha
"Mah, mamah ga kecewa kan ama hasik adek? walaupun cuma dapet 8 tapi ini murni mah."
Mamah membelai rambut gue (so sweet :D)
Dan satu per satu List of Hope gue terjawab semua dan List of Problem gue dipulihkan dalam 2 tahun ini(mulai dari kelas 2 SMP-1 SMA).
Papah udah makin deket ama Tuhan, rajin ke gereja, ga mabuk-mabukan, ga suka ngebentak.
Mamah udah lupain kejadian itu..
Temen-temenku ga papa. Toh sampe sekarang mereka masih hidup kan? :)
Nilaiku memuaskan.
Antarixa makin dan makin terkenal disana :D
Dari kejadian ini gue belajar untuk tetap setia ama Tuhan. Disaat ada cobaan jangan malah berlarut-larut. Justru kita harus bangkit dari keterpurukan itu. Selalu mengucap syukur dalam setiap waktu. Positif thinking. Semua akan indah pada waktunya. :)
Dan satu hal lagi.
Gue bersyukur dibesarkan pada saat keterpurukan dan bukan pada saat kejayaan orang tua gue.
Karena dari sini gue belajar menghargai uang, setia ama Tuhan, ga ngeluh dan banyak hal lainnya.
Coba aja gue dibesarin waktu orangtua gue lagi jaya-jayanya? Pasti lah gue jadi manja salah pergaulan atau malah jadi batu sandungan buat yang lainnya.
Berkat tercurah buat keluarga gue di tahun 2010.
Thanks 2010. Thanks Jesus Christ :')
Love My Family :* :)